PRUNING KELAPA SAWIT


 Telah diketahui bahwa tanaman kelapa sawit menghasilkan pelepah daun sebanyak   24 – 30 pelepah per tahun.
Akan tetapi apabila pelepah ini dibiarkan terus tidak dilakukan pruning, maka akan menimbulkan kesulitan pada pelaksanaan panen, sehingga mengakibatkan kerugian pada produksi dan juga akibat-akibat lain seperti timbulnya hama dan penyakit, kemungkinan kebakaran serta menjadi sarang ular, tawon pelaksanaan pekerjaan seperti semprot piringan tidak lancar dan lain-lain.

Berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa makin banyak jumlah pelepah daun terdapat pada tanaman kelapa sawit, maka tanaman tersebut akan menghasilkan buah yang lebih tinggi, hal ini disebabkan lebih besarnya proses photosyntesa yang terjadi.

Karena alasan diatas maka akan sangat menguntungkan apabila pembuangan pelepah daun dilakukan seminimal mungkin selama masa berproduksi. Pembuangan pelepah daun yang berlebihan akan menyebabkan tanaman stress yang mendorong bertambahnya produksi bunga jantan yang dengan sendirinya akan mengurangi jumlah dan berat tandan buah yang dihasilkan.

Akan tetapi bila tidak dilakukan pembuangan pelepah daun ini, maka akan timbul pula kesulitan pada waktu melakukan panen dan oleh sebab itu diambil suatu kebijaksanaan pruning yang tepat sesuai dengan tujuan perusahaan.

Kastrasi atau Ablasi adalah pelaksanaan pembuangan inflorescence bunga betina dan bunga jantan yang masih muda serta tandan buah pada saat tanaman mulai berbunga. Pelaksanaan Kastrasi ini bertujuan memperoleh manfaat dan keuntungan yang berbeda dari satu tempat ke tempat lain tergantung dari daerah penanaman dan kesuburan tanahnya. Secara umum manfaat keuntungan dari pelaksanaan Kastrasi adalah dengan membuang tandan yang masih kecil adalah lebih ekonomis, tanaman tumbuh menjadi lebih subur dan lebih seragam, buah tidak sempat busuk dipokok sehingga terhindar dari perkembangan hama Tirathaba dan penyakit Mirasmius.

PRUNING SANITASI



Dilaksanakan  6 bulan sebelum mencapai umur tanaman menghasilkan. Pekerjaan sanitasi termasuk membuang/membersihkan tandan buah yang busuk. Pruning dilakukan  dengan hanya membuang pelepah-pelepah yang sudah kering saja. Waktu pelaksanaan Pruning Sanitasi, penempatan pelepah  yang dipruning dan sampah-sampah sanitasi harus diatur dengan baik.

Setelah ditunas, pelepah daun diletakkan antara empat pohon secara diagonal di gawangan mati dengan posisi duri terbalik ke arah bawah untuk keamanan pekerja, Ujung pelepah mengarah ke jalan panen dan pangkal pelepah di tengah. Sehingga  dengan demikian tidak menghambat mobilitas karyawan yang akan berpindah antar gawangan.

Tindakan Sanitasi seperti pembuangan sampah-sampah juga ditempatkan di sekitar tumpukan pelepah. 


PRUNING PADA UMUR 4 – 7 TAHUN



Agar diperhatikan setelah pruning dan panen dilakukan pelepah yang masih tinggal harus berjumlah 48 pelepah di pokok tersebut.



Perhitungan ini sangat penting untuk pohon-pohon yang menghasilkan buah sedikit, atau pohon-pohon yang sedang mengalami fase bunga jantan.

Pruning dilakukan hanya sampai pada 2 pelepah dibawah tandan buah yang masak ( 2 sangga buah)

Pusingan (Rotasi) pruning dilakukan 1 kali setahun tetapi sistemnya secara progressive agar setiap waktu pelepah sangga 2 diperoleh.





PRUNING PADA UMUR 8  TAHUN KE ATAS



Jumlah pelepah yang tinggal setelah pruning/panen adalah 40 pelepah. Pruning dilakukan sampai pada 1 pelepah di bawah tandan buah yang paling bawah.



SYSTEM PROGRESSIVE PRUNING



Yang dimaksud dengan system Progressive pruning adalah :

-          Pruning dilakukan secara bertahap dan terus menerus disepanjang tahun, dimana pelepah yang lebih dari jumlah yang telah ditetapkan di atas saja yang dibuang.

-          Pelaksanaan dari Progressive pruning ini dilakukan oleh pemanen sewaktu memanen dan pada musim buah.

-          Keuntungan mengurangi losses buah tertinggal dan brondolan terperangkap dari pada system ini adalah untuk mengurangi stress dari pada tanaman karena pruning dilakukan secara sedikit demi sedikit dan terbagi merata dalam setahun, secara Agronomy hal ini akan sangat menguntungkan.

-          Pada waktu peak crop interval panen masih terkontrol karena jumlah pelepah tidak banyak.





KETERANGAN UMUM

 
A. Pemanen harus diberi intruksi agar hanya memotong pelepah seminimal mungkin/menurut ketentuan.

B.   Jika pekerjaan pruning tidak dapat disiapkan dengan system progressive pruning, maka pruning dapat disiapkan dengan cara biasa.

C.  Untuk melakukan pruning pada pokok-pokok yang sedang dalam masa fase bunga jantan perhitungan pelepahnya harus dilakukan oleh Mandor/Assistant sebelum dilakukan pruning oleh  Karyawan.

D.  Setiap melakukan pusingan pruning,  pembersihan (sanitation) terhadap buah- buah busuk, terserang hama, simbar dan gulma pengganggu lainnya harus dibuang sekaligus. Perhatian khusus harus diberikan pada tanaman muda mengenai hal ini, dimana juga kemungkinan terdapatnya Marasmius dan Thirathaba cukup besar, dan buah-buah yang terserang Hama dan Penyakit harus dipisahkan jauh dari pokok sawit,  dan harus dibuang serta dibakar.

E. Peletakan pelepah yang telah dipangkas pada areal penanaman yang berbukit/berkontour, disusun disebelah luar dari pinggir teras  dan disepanjang teras diantara dua pohon, bukan di depan pohon, agar brondolan mudah dilihat. Tindakan ini juga sekaligus merupakan tindakn konservasi tanah/mencegah erosi. Sedangkan peletakan pelepah pada areal datar adalah setelah ditunas, pelepah daun diletakkan diagonal di gawangan mati. Ujung pelepah daun mengarah ke jalan panen dan pangkal pelepah ditengah. Sehingga  dengan demikian tidak menghambat mobilitas karyawan yang akan berpindah antar gawangan.

F.   Pemotongan pelepah dilakukan semepet/serapat mungkin ke batang yang bertujuan agar berondolan sawit tidak sangkut dibekas potongan pelapah pada waktu panen serta mencegah sangkutnya bekas seludang yang dikhawatirkan menjadi medium untuk tumbuhnya epifit.



Keuntungan penyusunan pelepah seperti di atas  adalah :

1)  Tenaga kerja bisa pindah ke barisan tanaman lain dengan leluasa karena sudah tahu posisi pelepah yang berduri, karena bukan hanya pemanen saja yang masuk ke areal, tetapi karyawan perawatan dapat dengan mudah melakukan pekerjaannya.

2)      Piringan tidak bertambah sempit.

3)      Menekan pertumbuhan gulma.

4)   Sebagai bahan organik yang selanjutnya menambah hara tanah, menjaga struktur tanah dan kelembaban sehingga merangsang pertumbuhan akar tanaman.

5)      Mengurangi erosi tanah, dan pencucian hara akibat aliran air (run off).




ORGANISASI PENUNASAN




Secara umum penunasan pohon kelapa sawit dapat diuraikan sebagai berikut :

a)      Wajib dilaksanakan oleh pemanen diancak masing-masing.

b)     Memotong pelepah dan langsung disusun sesuai dengan penjelasan di atas.

c)      Penunasan harus dilakukan semepet mungkin ke  pohon sampai brondolan tidak bisa tersangkut dan membentuk tapak kuda dengan sudut 30 derajat terhadap garis horizontal.

d)     Bersihkan pohon  dari gulma epifit dan sampah-sampah dibuang ke luar piringan.

e)     Setelah itu baru berpindah ke pohon berikutnya.

f)     Sewaktu pruning dijalankan Mandor, Mandor I dan  Asistent atau Staf yang lain harus mengecek progessnya dari segi kualitas dan kuantitas bukan tunggu sampai selesai satu blok baru cek.

g) Perpindahan dari satu blok ke blok berikutnya dilakukan setelah Estate Manager menerima pekerjaan di blok sebelumnya.



YANG PENTING DALAM PENUNASAN


1)  INDEK LUAS DAUN (leaf area index, LAI) adalah perbandingan antara luas daun terhadap luas tanah yang dinaunginya.   Indek luas daun yang optimum untuk tanaman kelapa sawit adalah 5 sampai 6, yang dapat dicapai dengan menyesuaikan kerapatan tanaman, kondisi hara dan penunasan.

Indeks luas daun = Total luas daun pohon : Total Luas Tanah yang dinaungi
Total Luas Daun = 2 k (p x l x d)
K  =  konstanta = 0,55
P  =  panjang anak daun rata-rata
L  =  lebar anak daun rata-rata sampel
D  =  jumlah anak daun satu sisi

2)  Pemanen umumnya tidak suka melakukan penunasan sekaligus pada saat panen, karena akan mengurangi jumlah buah yang dipanen, dan pada akhirnya mengurangi premi yang diterima pemanen.  Untuk itu, perlu dijelaskan kepada pemanen, jika panen dilakukan secara tepat maka penunasan tahunan akan lebih ringan.

3) Tanaman dewasa tidak boleh ditunas secara berlebihan karena akan menghambat pertumbuhan dan mengurangi produksi.

4) Seluruh pelepah serta sampah-sampah yang sudah dibersihkan selama penunasan harus disusun secara baik pada tumpukan pelepah yang telah ada.

Demikianlah pembahasan Pruning Kelapa Sawit ini semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungannya.





ANDA INGIN MENDAPATKAN PENGAHASILAN TAMBAHAN ? TUTORIAL VIDEO GRATIS....
KLIK TOMBOL DIBAWAH INI.
www.akademibisnisdigital.com/#/ground/?ref=Mang4595&funnel=Ground1





Post a Comment

0 Comments