PERSIAPAN PANEN
- Jumlah Tenaga Kerja (Pemanen)
- Peralatan Panen
- Jalan Panen, dan titi panen
- Penunasan (pruning)
- Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
1. JUMLAH TENAGA KERJA (PEMANEN)
Kebutuhan jumlah tenaga panen berdasarkan pada luasan areal yang kita
panen. Pengaruhnya terhadap hasil
rata-rata karyawan dan luasan yang dapat diselesaikan oleh karyawan pada saat
panen puncak. Secara rata-rata kebutuhan
pemanen dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :
JUMLAH PEMANEN = TOTAL
LUAS TM (HA)
15 HA
|
2 PERALATAN PANEN
Peralatan panen dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
No
|
Nama Alat
|
Spesifikasi
|
Kegunaan
|
1
|
Dodos kecil
|
Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm, tebal tengah
0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, total panjang 18 cm
|
Panen tanaman 3 – 4 tahun
|
2.
|
Dodos besar
|
Lebar mata 14 cm, lebar tengah 12 cm, tebal
tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18
cm
|
Panen tanaman umur 5 – 8 tahun
|
3
|
Pisau egrek
|
Berat 0.5 kg, panjang pangkal 20 cm, panjang
pisau 45 cm, sudut lengkung dihitung pada sumbu 135
|
Panen buah tanaman > 9 tahun
|
4
|
Bakul jaring ikan
|
Wadah transport tbs ke TPH. Memuat brondolan ke
alat transport
|
|
5
|
Angkong
|
Wadah transport TBS ke TPH
|
|
6
|
Batu asah
|
Pengasah dodos dan egrek
|
|
7
|
Ganco
|
Besi beton 3/8”
|
Memuat/membongkar TBS ke/dari alat transport
|
8
|
Arit kecil
|
Tunas pasir
|
|
9
|
Tali nilon
|
Pengikat karung, pisau egrek
|
|
10
|
Bambu egrek
|
Panjang 4 – 11 m
|
Gagang pisau egrek
|
11
|
Kampak
|
Potong tangkai
|
Alat-alat yang dipakai untuk perlengkapan
pemeriksaan panen adalah :
No
|
Nama alat
|
Pengguna
|
Kegunaan
|
1
|
Ganco
|
Asisten, Mandor I
|
Untuk menghitung dan memeriksa mutu buah
|
2
|
Ganco dengan Stempel
|
Kerani Buah
|
Untuk memeriksa mutu buah
|
3
|
Buku pemeriksaan mutu buah
|
Maneger, Askep, Asisten, Mandor
I
|
Untuk memeriksa mutu buah dan ancak
|
4
|
Buku penerimaan buah
|
Kerani Buah
|
Untuk mencatat jumlah tandan dan mutu buah
|
5
|
Notes Panen
|
Mandor/Kerani Buah
|
Untuk mencatat premi tiap pemanen
|
3. JALAN
PANEN
Ketentuan-ketentuan yang
berkaitan dengan pembuatan jalan panen adalah sebagai berikut :
a)
Dibuat diantara baris tanaman ganjil – genap, misalnya
diantara 1 – 2, 3 – 4, 5 – 6, dan seterusnya.
b)
Jika pembuatan jalan panen manual lebar jalan panen 1.2 –
1.5 meter, lurus sejajar baris tanaman, kecuali terdapat hal-hal yang sangat
tidak memungkinkan.
c)
Sebaiknya jalan panen sudah dibuat sewaktu penyiapan
areal dengan menggunakan bulldozer.
d) Jalan dibuat lurus antara
blok yang satu dengan blok yang lain.
e)
Konsistensi cara kerja ini akan memudahkan pekerjaan
lain, seperti sensus detail, dan sebagainya.
4. TUNAS
PASIR
Sebelum areal/blok masuk dalam kategori Menghasilkan, tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan penunasan
apapun. Pada waktu tersebut jumlah
pelepah belum optimum sehingga pelepah produktif tidak boleh dibuang. Prinsip kerja tunas pasir adalah hanya
membuang cabang-cabang tua dan kering.
5. TEMPAT PENGUMPULAN
HASIL (TPH)
Kerapatan TPH di areal dengan
pola jalan sistematis adalah 1 (satu) TPH per 3 (tiga) jalan panen, dengan
ukuran 3 x 4 m. Rasio jumlah TPH per Hektar berkisar antara :
i.
Areal rata bergelombang
: 1.4 – 1.6
ii.
Areal berbukit-bergunung : 1.5 – 1.9
Pembuatan TPH disarankan agar terlebih dahulu
dibuat/digambar pada peta detail blok, kemudian dari gambar tersebut dilakukan
pemancangan di lapangan oleh Mandor, dicek kebenarannya oleh Asisten dan
kemudian dikerjakan oleh karyawan pembuat nomor dan TPH. Untuk menjamin TPH dibuat dengan benar, maka
konsistensi pembuatan dimulai dari arah Barat
pada jalan panen kedua.
Selanjutnya pada sisi sebelah Timur menyesuaikan dengan sisi sebelah
Barat pada blok lain. Perencanaan inilah
yng dapat dilakukan untuk memudahkan pembuatan pada peta detail blok sesuai
dengan kondisi yang nyata di lapangan.
Untuk areal terasan pembuatan TPH disesuaikan
dengan ditempat yang dekat dengan jalan diikuti dengan pembuatan tangga-tangga
panen.
SISTEM ANCAK PANEN
System pengancakan panen dilakukan dengan sistem
Ancak Tetap.
Sistem ancak tetap adalah dimana antara mandor dan
karyawan dalam mandoran tersebut memiliki daerah yang sudah ditentukan. Dengan
sistem ini rasa tanggung jawab pemanen akan lebih tinggi dan mandor panen lebih
mudah melakukan kontrol terhadap hasil kerja anggotanya.
Sistem pembagian ancak tetap dilakukan dengan cara
:
- 1 ancak 1,5 Ha, kalau selesai sebelum jam kerja harus pindah ke ancak berikutnya.
- Ancak diberikan tidak terlalu luas supaya transportasi dan supervisi lebih efisien.
ORGANISASI PANEN
1. Seksi (kapveld) panen harus disusun sedemikian rupa,
sehingga areal (blok) yang akan dipanen setiap hari menjadi terkonsentrasi
(tidak berpencar). Harus dihindari
adanya potongan-potongan ancak panen.
Artinya agar satu seksi selesai satu hari.
2. Jumlah pemanen per mandoran antara 15 – 20 orang. Jumlah mandor panen per afdeling maksimum 3
(tiga) orang. Hal ini perlu untuk
memperkecil biaya tak langsung (Mandor dan Kerani Buah).
3. Semua pemanen harus sampai di ancak dan siap memanen
paling lambat jam 6.30, dengan membawa peralatan panen : dodos/egrek yang
tajam, ganco, jaring yang baik. Asisten harus selalu memberi pengarahan dan
pengertian kepada Mandor Panen dan Pemanen pentingnya peralatan yang baik agar
dapat mencapai produktivitas yang lebih.
4. Urutan pekerjaan panen adalah sebagai berikut (pakai
angkong) :
a.
Siapkan peralatan panen.
b.
Mendatangi pohon, dan melihat tingkat kematangan buah.
c.
Potong buah sesuai dengan standar kematangan buah yang
ditetapkan.
d.
Sebelum memotong buah, potong dulu pelepah dibawah buah
sesuai dengan aturan (kebijakan pruning).
e.
Potong tandan masak dan tangkai buah dipotong rapat, tapi
jangan sampai terkena tandan. Buah yang
jatuh ke parit atau tempat-tempat yang tidak terlihat harus diletakkan di jalan
panen.
f.
Korek dan “sogrok” semua brondolan yang
tersangkut/terselip di ketiak pelepah.
g.
Kumpulkan brondolan tapi masih tetap di piringan dan
bebas dari sampah-sampah.
h.
Pindah (maju) ke pohon berikutnya.
5. Sesudah selesai memotong 1 (satu) jalan panen, pemanen
harus langsung mengeluarkan buah ke TPH, disusun rapi 5 (lima) tandan ke
belakang, dan diberi nomor pemanen. Hal
ini perlu agar transport buah sudah dapat dimulai paling lambat jam 09.00.
(Untuk mempercepat pengangkutan,
sistem panen “Letter U” dapat mempercepat pengeluaran buah dan brondolan ke
TPH. Pemanen memulai kerja dari pinggir
jalan produksi (collection road) sampai ke jalan tengah (cross path) atau 14-15
pohon ke dalam areal. Sistem pengancakan
ini bisa untuk mencegah/meminimalisir kemungkinan TBS atau brondolan tidak
terkutip).
6.
Hindari panen pada hari minggu untuk memberi kesempatan
reparasi alat-alat transport dan pabrik, dan kesempatan istirahat kepada
karyawan . Terkecuali panen rotasi
tinggi.
7. Basis borong minimum (sesuai dengan upah rata-rata
berkisar antara 700 – 1000 kg, bergantung pada umur tanaman dan kondisi
areal. Sedangkan lebih borong akan
dibayar sesuai dengan harga yang sudah ditentukan (berdasarkan umur tanaman).
Semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungan Anda...
0 Comments