Panen Kelapa Sawit Part 5





PERSIAPAN PANEN

Hal-hal yang perlu dipersiapkan menjelang panen adalah :
  1. Jumlah Tenaga Kerja (Pemanen)
  2. Peralatan Panen
  3. Jalan Panen, dan titi panen
  4. Penunasan (pruning)
  5. Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)

1.  JUMLAH TENAGA KERJA (PEMANEN)

             Kebutuhan jumlah tenaga panen berdasarkan pada luasan areal yang kita panen.  Pengaruhnya terhadap hasil rata-rata karyawan dan luasan yang dapat diselesaikan oleh karyawan pada saat panen puncak.  Secara rata-rata kebutuhan pemanen dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :

JUMLAH PEMANEN = TOTAL LUAS TM (HA)
                                  15 HA

2   PERALATAN PANEN


Peralatan panen dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No
Nama Alat
Spesifikasi
Kegunaan
1
Dodos kecil
Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, total panjang 18 cm
Panen tanaman 3 – 4 tahun
2.
Dodos besar
Lebar mata 14 cm, lebar tengah 12 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm
Panen tanaman umur 5 – 8 tahun
3
Pisau egrek
Berat 0.5 kg, panjang pangkal 20 cm, panjang pisau 45 cm, sudut lengkung dihitung pada sumbu 135
Panen buah tanaman > 9 tahun
4
Bakul jaring ikan

Wadah transport tbs ke TPH. Memuat brondolan ke alat transport
5
Angkong

Wadah transport TBS ke TPH
6
Batu asah

Pengasah dodos dan egrek
7
Ganco
Besi beton 3/8”
Memuat/membongkar TBS ke/dari alat transport
8
Arit kecil

Tunas pasir
9
Tali nilon

Pengikat karung, pisau egrek
10
Bambu egrek
Panjang  4 – 11 m
Gagang pisau egrek
11
Kampak

Potong tangkai
  
Alat-alat yang dipakai untuk perlengkapan pemeriksaan panen adalah :
No
Nama alat
Pengguna
Kegunaan
1
Ganco
Asisten, Mandor I
Untuk menghitung dan memeriksa mutu buah
2
Ganco dengan Stempel
Kerani Buah
Untuk memeriksa mutu buah
3
Buku pemeriksaan mutu buah
Maneger, Askep, Asisten, Mandor I
Untuk memeriksa mutu buah dan ancak
4
Buku penerimaan buah
Kerani Buah
Untuk mencatat jumlah tandan dan mutu buah
5
Notes Panen
Mandor/Kerani Buah
Untuk mencatat premi tiap pemanen


3.   JALAN PANEN

            Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pembuatan jalan panen adalah sebagai berikut :
a)      Dibuat diantara baris tanaman ganjil – genap, misalnya diantara 1 – 2, 3 – 4, 5 – 6, dan seterusnya.
b)      Jika pembuatan jalan panen manual lebar jalan panen 1.2 – 1.5 meter, lurus sejajar baris tanaman, kecuali terdapat hal-hal yang sangat tidak memungkinkan.
c)      Sebaiknya jalan panen sudah dibuat sewaktu penyiapan areal dengan menggunakan bulldozer.
d)     Jalan dibuat lurus antara blok yang satu dengan blok yang lain.
e)      Konsistensi cara kerja ini akan memudahkan pekerjaan lain, seperti sensus detail, dan sebagainya.

4.   TUNAS PASIR

             Sebelum areal/blok masuk dalam kategori Menghasilkan, tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan penunasan apapun.  Pada waktu tersebut jumlah pelepah belum optimum sehingga pelepah produktif tidak boleh dibuang.  Prinsip kerja tunas pasir adalah hanya membuang cabang-cabang tua dan kering.

5.   TEMPAT PENGUMPULAN HASIL (TPH)

Kerapatan TPH di areal dengan pola jalan sistematis adalah 1 (satu) TPH per 3 (tiga) jalan panen, dengan ukuran 3 x 4 m. Rasio jumlah TPH per Hektar berkisar antara :
i.           Areal rata bergelombang   : 1.4 – 1.6
ii.         Areal berbukit-bergunung : 1.5 – 1.9

Pembuatan TPH disarankan agar terlebih dahulu dibuat/digambar pada peta detail blok, kemudian dari gambar tersebut dilakukan pemancangan di lapangan oleh Mandor, dicek kebenarannya oleh Asisten dan kemudian dikerjakan oleh karyawan pembuat nomor dan TPH.  Untuk menjamin TPH dibuat dengan benar, maka konsistensi pembuatan dimulai dari arah Barat  pada jalan panen kedua.  Selanjutnya pada sisi sebelah Timur menyesuaikan dengan sisi sebelah Barat pada blok lain.  Perencanaan inilah yng dapat dilakukan untuk memudahkan pembuatan pada peta detail blok sesuai dengan kondisi yang nyata di lapangan.
Untuk areal terasan pembuatan TPH disesuaikan dengan ditempat yang dekat dengan jalan diikuti dengan pembuatan tangga-tangga panen.

             

SISTEM ANCAK PANEN

System pengancakan panen dilakukan dengan sistem Ancak Tetap.
Sistem ancak tetap adalah dimana antara mandor dan karyawan dalam mandoran tersebut memiliki daerah yang sudah ditentukan. Dengan sistem ini rasa tanggung jawab pemanen akan lebih tinggi dan mandor panen lebih mudah melakukan kontrol terhadap hasil kerja anggotanya.

Sistem pembagian ancak tetap dilakukan dengan cara :
  1. 1 ancak 1,5 Ha, kalau selesai sebelum jam kerja harus pindah ke ancak berikutnya.
  2. Ancak diberikan tidak terlalu luas supaya transportasi dan supervisi lebih efisien.

ORGANISASI PANEN


1.   Seksi (kapveld) panen harus disusun sedemikian rupa, sehingga areal (blok) yang akan dipanen setiap hari menjadi terkonsentrasi (tidak berpencar).  Harus dihindari adanya potongan-potongan ancak panen.  Artinya agar satu seksi selesai satu hari.
2.    Jumlah pemanen per mandoran antara 15 – 20 orang.  Jumlah mandor panen per afdeling maksimum 3 (tiga) orang.  Hal ini perlu untuk memperkecil biaya tak langsung (Mandor dan Kerani Buah).
3.    Semua pemanen harus sampai di ancak dan siap memanen paling lambat jam 6.30, dengan membawa peralatan panen : dodos/egrek yang tajam, ganco, jaring  yang baik.  Asisten harus selalu memberi pengarahan dan pengertian kepada Mandor Panen dan Pemanen pentingnya peralatan yang baik agar dapat mencapai produktivitas yang lebih.
4.     Urutan pekerjaan panen adalah sebagai berikut (pakai angkong) :
a.       Siapkan peralatan panen.
b.      Mendatangi pohon, dan melihat tingkat kematangan buah.
c.       Potong buah sesuai dengan standar kematangan buah yang ditetapkan.
d.      Sebelum memotong buah, potong dulu pelepah dibawah buah sesuai dengan aturan (kebijakan pruning).
e.       Potong tandan masak dan tangkai buah dipotong rapat, tapi jangan sampai terkena tandan.  Buah yang jatuh ke parit atau tempat-tempat yang tidak terlihat harus diletakkan di jalan panen.
f.       Korek dan “sogrok” semua brondolan yang tersangkut/terselip di ketiak pelepah.
g.      Kumpulkan brondolan tapi masih tetap di piringan dan bebas dari sampah-sampah.
h.      Pindah (maju) ke pohon berikutnya.
5.   Sesudah selesai memotong 1 (satu) jalan panen, pemanen harus langsung mengeluarkan buah ke TPH, disusun rapi 5 (lima) tandan ke belakang, dan diberi nomor pemanen.  Hal ini perlu agar transport buah sudah dapat dimulai paling lambat jam 09.00.
(Untuk mempercepat pengangkutan, sistem panen “Letter U” dapat mempercepat pengeluaran buah dan brondolan ke TPH.  Pemanen memulai kerja dari pinggir jalan produksi (collection road) sampai ke jalan tengah (cross path) atau 14-15 pohon ke dalam areal.  Sistem pengancakan ini bisa untuk mencegah/meminimalisir kemungkinan TBS atau brondolan tidak terkutip).
6.      Hindari panen pada hari minggu untuk memberi kesempatan reparasi alat-alat transport dan pabrik, dan kesempatan istirahat kepada karyawan .   Terkecuali panen rotasi tinggi.
7.  Basis borong minimum (sesuai dengan upah rata-rata berkisar antara 700 – 1000 kg, bergantung pada umur tanaman dan kondisi areal.  Sedangkan lebih borong akan dibayar sesuai dengan harga yang sudah ditentukan (berdasarkan umur tanaman).


Selanjutnya (1) (2) (3) (4)

Semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungan Anda...

Post a Comment

0 Comments